Bogor Kota, Pasundan Raya – Penyelesaian revitalisasi Pasar Sukasari yang semula direncanakan untuk meningkatkan fasilitas perdagangan di kawasan tersebut kini justru mengalami permasalahan yang cukup signifikan. Proyek yang ditargetkan sudah tuntas di akhir Maret ini, dipastikan tidak akan tuntas karena adanya hambatan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sejumlah sumber di lapangan, terungkap bahwa masalah utama yang menghambat kelancaran pembangunan adalah kurangnya koordinasi antara pihak-pihak terkait, termasuk kontraktor dan instansi pemerintahan.
Selain itu, faktor administratif yang belum rampung serta masalah pendanaan yang tidak jelas menjadi alasan lain mengapa proyek pasar strategis tersebut berjalan lebih lambat dari jadwal yang semula ditetapkan.
Terkait dengan kendala teknis, Alby Satria Fajar, Site Manager CV. Purnabri (pengembang proyek), menjelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi adalah adanya perubahan desain yang mengakibatkan membengkaknya biaya dan membutuhkan penambahan waktu.
“Untuk kendala teknis kita ada perubahan desain yang membuat membengkaknya biaya dan butuh penambahan waktu,” ujar Alby dalam keterangannya, Sabtu (22/03/2025). Namun meskipun ada hambatan, pihak pengembang telah berusaha meningkatkan tenaga kerja untuk mempercepat proses pembangunan.
Alby menambahkan, “Untuk pekerjaan sudah kita tingkatkan, kemarin paling terbanyak itu pekerja sudah mencapai 80 orang.” Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada kendala, upaya maksimal tetap dilakukan untuk memenuhi target pembangunan.
Sejumlah pedagang yang sebelumnya berjualan di pasar lama kini harus menunggu lebih lama lagi untuk dapat kembali beroperasi di pasar yang lebih representatif. “Kecewa banget pembangunan pasar Sukasari ini tidak sesuai target, otomatis ini memengaruhi omset,” ujar seorang pedagang di pasar lama.
Sebelumnya, pada Jumat (7/3/2025) lalu, Wali Kota Bogor Dedie A Rachim melakukan sidak ke lokasi proyek Pasar Sukasari. Berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan, Pasar Sukasari kemungkinan besar tidak akan rampung sesuai target pada akhir Maret 2025. “Setelah saya tinjau, kelihatannya belum bisa selesai sampai akhir Maret ini,” ujarnya.
Menurut Dedie, percepatan penyelesaian revitalisasi Pasar Sukasari atau Pasar Gembrong ini penting karena berkaitan dengan relokasi pedagang dari Pasar Bogor atau Plaza Bogor yang akan ditutup. Selain itu, ia juga menyoroti momen setelah Lebaran menjadi puncak aktivitas para pedagang, sehingga keterlambatan akan berdampak pada operasional mereka.
“Biasanya, puncak aktivitas pedagang itu di malam takbiran, lalu mereka mudik dan kembali lagi setelah satu atau dua minggu. Kalau revitalisasi belum selesai, bagaimana mau merelokasi pedagang Pasar Bogor? Makanya saya minta coba diakselerasi. Kalau tidak ada akselerasi, ya terus terang saya pesimis,” ucapnya.
Ia juga menegaskan, akan ada konsekuensi yang diterima pengembang berupa denda jika proyek tidak selesai tepat waktu. Denda atau konsekuensi ini sesuai dengan yang ada di dalam perjanjian yang telah disepakati dengan pengembang. “Jadi pilihannya bayar denda atau akselerasi, sama-sama mengeluarkan biaya,” ujar Dedie.
Diperoleh informasi, proyek revitalisasi Pasar Sukasari dimulai pada September 2023 lalu dengan total 640 kios dan los. Lantai basement 1 akan diperuntukkan bagi pedagang pasar malam yang menjual barang basah, sementara lantai dasar akan diisi pedagang tekstil, emas, salon, dan lainnya. Sedangkan lantai atas akan difokuskan untuk kuliner dan wahana hiburan anak. (Yoga)