Pemekaran wilayah Barat Kabupaten Bogor menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB) terus-menerus disuarakan oleh berbagai kalangan Masyarakat, khususnya para politisi, aktivis, seniman-budayawan dan kalangan lainnya. Kini setelah Rudy Susmanto yang dikenal sebagai anak didik Presiden Prabowo Subianto, terpilih menjadi Bupati Bogor di Pilkada 2024, harapan DOB itu kian mendekati kenyataan.
Namun demikian, anggota DPRD Kabupaten Bogor dari Daerah Pemilihan V, Lukmanudin Ar Rasyid, mengingatkan kepada seluruh penggerak DOB Bogor Barat agar tidak fokus pada upaya pemekaran saja, Tetapi juga harus melakukan upaya percepatan Pembangunan dengan mendorong optimalisasi potensi pariwisata, peningkatan sarana infrastuktur dan penanganan masalah kemacetan lalulintas di Bogor Barat.
Hal ini dirasa sangat penting untuk menunjang kesiapan Bogor Barat menjadi DOB dalam satu atau dua tahun kedepan. Lukmanudin menilai banyak potensi alam atau pariwisata yang harus diperhatikan dan disentuh secara optimal dengan mendorong pembangunan jalan menuju ke berbagai lokasi wisata sekaligus dilakukan pembenahan areal sejumlah obyek wisata.
“Sambil menanti pusat mencabut moratorium pemekaran daerah, kita harus lebih kencang mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor untuk membangun dan meningkatkan sarana infrastruktur, khususnya yang menuju ke sejumlah obyek wisata. Sehingga kedepan banyak wisatawan dari luar daerah yang tertarik lalu datang berlibur ke obyek wisata Bogor Barat,” jelas Lukman dalam perbincangan khusus dengan sejumlah wartawan di Cibinong, Minggu (8/12/24).
Menurutnya, potensi pariwisata di Bogor Barat tak kalah indahnya dengan Bogor Selatan dengan kawasan wisata Puncak-nya. “Saya yakin jika infrasrukturnya dibangun dan ditingkatkan, serta areal wisatanya dibenahi, kedepan akan ramai wisatawan yang datang sehingga pariwisata bisa menjadi sumber andalan Pendapatan Asli Daerah atau PAD Bogor Barat,” tutur politisi asal PKB ini.
“Kalo bicara soal Bogor Barat destinasi wisatanya lebih banyak dan juga variannya lebih banyak dari pada Bogor Selatan, meski secara penelitiannya belum kita lakukan. Akan tetapi kalo kita lihat sebaran dari Taman Sari sampai Gunung Halimun salak atau GEO Park Pongkor Itu kan jalur wisata yang sangat indah,” sambung Lukman yang juga menjabat Bendahara DPC PKB Kabupaten Bogor.
Lukman mengaku dirinya sudah berupaya mendorong pembangunan serta peningkatan sarana infrastruktur ini dengan kapasitasnya sebagai anggota DPRD, namun hal itu dirasa tidak cukup kuat jika para tokoh dan aktivis penggerak pemekaran tidak pro aktif melakukan upaya agar Pemkab Bogor merealisasikan perbaikan ruas jalan rusak, membangun ruas jalan baru dan meningkatkan jalan menuju lokasi-lokasi wisata di Bogor Barat.
“Penanganan sarana infrastruktur ini harus dilakukan secara menyeluruh, baik itu pada pembangunan ruas jalan baru, perbaikan maksimal pada jalan-jembatan yang rusak maupun peningkatan jalan lintasan dan menuju obyek-obyek wisata andalan di Bogor Barat. Jika tahun 2025 dan 2026 hal itu dapat direalisasi, maka pertumbuhan ekonomi bisa melaju, ditambah lagi potensi pariwisata dapat digarap lebih optimal,” jelasnya.
Bogor Barat, lanjut Lukman, punya poros jalur wisata seperti kawasan Puncak di Bogor Selatan. Yakni mulai dari Ciawi, Cijeruk masuk ke Tamansari kemudian ke Tenjolaya – Pamijahan – Leuwiliang sampai ke Nanggung, sentranya Geopark Pongkor. “Selain Geopark, ada juga kawasan Gunung Salak Endah di Pamijahan dan beberapa lokasi curug yang begitu indah di jalur wisata Bogor Barat, ini potensi besar,” ucap Lukman.
Secara khusus, Lukmanudin yang berhasil meraih suara terbanyak di Dapil IV Kabupaten Bogor dengan total 22 ribu suara di Pileg 2024 lalu ini, juga menyoroti masalah kemacetan panjang di wilayah Dramaga sampai ke Pasar Leuwiliang yang harus segera dicarikan solusinya oleh Pemkab Bogor bersama instansi terkait.
“Penanganan masalah macet ini, khususnya dari arah Kota Bogor, menjadi penting karena itu menjadi penghambat masuknya investasi ke Bogor Barat selama ini. Investor ada yang masuk ke Tenjo dan Rumpin melalui Tangerang Selatan, tapi itu tidak maksimal. Bogor Barat akan lebih seksi dan menarik ketika macet di Dramaga, Ciampea dan Leuwiliang dapat diurai dengan solusi pelebaran jalan atau pembangunan akses jalan alternatif,” imbuhnya.
Selain masalah sarana infrastruktur, pembenahan oybek wisata dan kemacetan, Lukmanudin juga berharap potensi pertambangan bisa dioptimalkan oleh Pemkab Bogor melalui aturan khusus yang bisa menarik pengelola tambang untuk memberikan manfaat keberadaannya melalui program CSR dan bahkan berkonstribusi ke PAD melalui restribusi daerah jika memang memungkinkan secara peraturan perundang-undangan.
“Untuk percepatan pembangunan Bogor Barat, Pemkab Bogor juga harus mendorong pengembangan hasil pertanian dan perkebunan di wilayah Bogor Barat, baik dengan memberikan insentif khusus dan bibit gratis terhadap kelompok tani, menguatkan pendampingan teknis serta mendorong aliran bantuan dari pemerintah pusat maupun menyediakan akses pemasaran komoditi tani dan Perkebunan, itu yang harus didorong oleh segenap aktivis dan tokoh pemekaran Bogor Barat saat ini,” pungkas Lukman.
(Coky)