Home / Ekbis

Minggu, 16 Maret 2025 - 12:29 WIB

Hyundai Steel Terapkan Status Manajemen Darurat untuk Mengatasi Tantangan Produksi dan Tarif Impor AS

Jakarta, Pasundan Raya – Hyundai Steel, produsen baja asal Korea Selatan, baru-baru ini mengumumkan penerapan status manajemen darurat setelah menghadapi berbagai tantangan yang mengganggu rantai produksi mereka dan dampak dari kebijakan tarif impor yang dikeluarkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Keputusan ini diambil untuk mengatasi kesulitan yang sedang dialami perusahaan, dan memungkinkan mereka untuk mengambil langkah-langkah pemotongan biaya yang lebih efisien.

Salah satu langkah yang diambil adalah pengurangan gaji sebesar 20% untuk semua eksekutif, termasuk anggota direksi dan komisaris. Selain itu, perusahaan juga memutuskan untuk menyederhanakan perjalanan bisnis ke luar negeri. Bahkan, Hyundai Steel tengah mempertimbangkan untuk menerima aplikasi pensiun sukarela dari seluruh karyawan, sebagai bagian dari upaya penghematan.

Produsen baja pertama di Korea Selatan ini tengah berjuang dengan berbagai kesulitan, baik yang datang dari dalam maupun luar perusahaan. Salah satu masalah utama adalah gangguan pada rantai produksi, yang sebagian besar disebabkan oleh pemogokan serikat pekerja. Sejak September 2024, perusahaan mengalami kesulitan dalam negosiasi upah dengan serikat pekerja, yang menuntut bonus kinerja tambahan. Meskipun perusahaan menawarkan bonus rata-rata sekitar 26,5 juta won per karyawan, tawaran tersebut ditolak, dan pemogokan terus berlanjut.

Baca juga  Wali Kota Dedie Prediksi Penyelesaian Proyek Pasar Sukasari Terlambat

Serikat pekerja menuntut bonus yang lebih tinggi, bahkan mencapainya pada tingkat Hyundai Motor Group. Namun, karena kondisi keuangan yang tidak memungkinkan, perusahaan tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut. Untuk mengatasi masalah ini, Hyundai Steel terpaksa mengurangi operasi di Pabrik Pohang Nomor 2 dan menerima aplikasi pensiun sukarela dari staf teknis di pabrik tersebut. Mereka juga menawarkan opsi penugasan kembali ke pabrik-pabrik lain, seperti pabrik Dangjin dan Incheon.

Penurunan permintaan baja pelat berat, akibat melemahnya industri konstruksi domestik, turut memperburuk kondisi pasar bagi Hyundai Steel. Selain itu, produk baja murah asal China yang membanjiri pasar semakin memperburuk daya saing mereka. Hal ini membuat produk Hyundai Steel semakin sulit terjual, meningkatkan kekhawatiran terhadap kelangsungan operasional mereka di masa depan.

Baca juga  Pajak Usaha Ekonomi Digital Capai RP27,85 Triliun

Sebagai respons terhadap hal ini, pemerintah Korea Selatan memutuskan untuk mengenakan bea antidumping pada baja pelat berat dari China. Mereka juga tengah menyelidiki produk baja canai panas yang berasal dari China dan Jepang, sebagai upaya untuk melindungi industri baja domestik.

Namun, tantangan terbesar yang dihadapi Hyundai Steel adalah kebijakan tarif 25% yang diterapkan oleh Presiden Trump terhadap produk baja dari Korea Selatan dan negara-negara lain. Kebijakan ini, yang mulai diberlakukan pada 12 Maret 2025, semakin menurunkan daya saing ekspor baja dari Korea. Situasi ini membuat Hyundai Steel terpaksa melakukan efisiensi anggaran lebih lanjut untuk menjaga kelangsungan perusahaan.

Secara keseluruhan, Hyundai Steel sedang berusaha keras untuk bertahan di tengah berbagai tantangan yang datang dari dalam dan luar negeri. Dengan status manajemen darurat ini, perusahaan berharap dapat meminimalkan kerugian dan memastikan keberlanjutan operasional mereka di masa depan. (Yoga)

Share :

Baca Juga

Ekbis

Pemerintah Siapkan 1.000 Rumah Subsidi untuk Wartawan
Ketua Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, Tanggapi Defisit APBN 2025

Ekbis

Ketua Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, Tanggapi Defisit APBN 2025: Target Penerimaan Pajak Akan Tercapai.
Ekonom Universitas Andalas Syafruddin Karimi,

Ekbis

Sinergi Otoritas Fiskal dan Moneter Indonesia dalam Menghadapi Tekanan Ekonomi Global

Ekbis

Sekda Bogor Instruksikan Tirta Kahuripan Jaga Layanan di Libur Lebaran
Bamsoet Desak Kejaksaan

Ekbis

Bamsoet Desak Kejaksaan Percepat Penanganan Kasus Korupsi Pertamina
UMKM Dramaga

Ekbis

UMKM Kecamatan Dramaga Mau Gebrak Pasar Jabodetabek
Pasar Jambu Dua

Ekbis

Wakil Rakyat Kota Bogor Persoalkan Pengelolaan Pasar Jambu Dua
Akses Tol

Ekbis

Akses Tol Kerjasama Pemkot Bogor dan PT.Olympic Selesai Dibangun