Jakarta – Pasundan Raya – Ribuan mahasiswa kembali menggelar aksi demonstrasi bertajuk Indonesia Gelap di banyak daerah di tanah air, sehingga menimbulkan kesan ‘tak sedap’ bagi pemerintahan Presiden Prabowo di mata internasional. Khusus di Jakarta, aksi mahasiswa dipusatkan di kawasan Patung Kuda, Jakarta, pada Jumat (21/2/2025).
Lebih dari dua ribuan massa aksi terlebih dahulu berkumpul di Taman Ismail Marzuki (TIM) sebelum melakukan long march menuju lokasi utama demonstrasi yang sudah dijaga ketat aparat kepolisian serta ratusan masyarakat biasa yang ingin ikut serta dalam aksi tersebut.
Juru Bicara Indonesia Gelap, Tegar Afriansyah, menegaskan bahwa TIM menjadi satu-satunya titik kumpul bagi peserta aksi yang berdatangan dari Bandung, Bogor, Bekasi, Karawang dan daerah sekitar Jakarta. “Hasil konsolidasi, kami bersepakat untuk titik kumpul tersentral di TIM dan tidak ada titik kumpul selain di TIM,” ujarnya.
Dalam aksi kali ini, mahasiswa dari berbagai kampus telah sepakat untuk tidak mengenakan almamater. “Kemarin hasil daripada konsolidasi bersama dengan aliansi mahasiswa dari berbagai kampus sepakat untuk melepaskan ego dengan tidak menggunakan almamater pada aksi kali ini,” kata Tegar.
Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEMSI), Satria Naufal Putra Ansar menyebut bahwa aksi demo ‘Indonesia Gelap’ adalah simbol ketakutan dan kekhawatiran rakyat terhadap masa depan bangsa. Dalam puncak demonstrasi hari ini, terdapat sembilan poin tuntutan yang dibawa BEM SI.
Rincian tuntutannya yaitu, Kaji ulang Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 yang berfokus pada efisiensi belanja dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk Tahun Anggaran 2025.
Kemudian, Transparansi status pembangunan dan pajak rakyat, Evaluasi besar-besaran Makan Bergizi Gratis, Tolak revisi Undang-Undang Minerba yang bermasalah, Tolak dwifungsi TNI, Sahkan Undang-Undang Perampasan Aset, Tingkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan secara nasional, Tolak impunitas dan tuntaskan HAM berat serta Tolak cawe-cawe Jokowi dalam pemerintahan Prabowo.
Terkait aksi mahasiswa itu, sejumlah pengamat menilai legitimasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto “sudah oleng” menyusul aksi mahasiswa bertajuk ‘Indonesia Gelap’ yang berlangsung di berbagai daerah. Apalagi aksi ini digelar sebagai respons terhadap berbagai keputusan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat.
Para akademisi mengatakan krisis kepercayaan kepada pemerintah bisa lebih besar apabila tidak ada perubahan dalam kebijakan pemerintah dalam waktu dekat. “Paling tidak aksi demonstrasi ini akan terus menjadi guncangan buat pemerintahan Prabowo yang secara faktual sudah merosot nilai dukungannya,” ujar akademisi dan sejarawan Andi Achdian.
Dalam kesempatan itu Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi menemui mahasiswa yang menggelar demo. Mensesneg mengatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto mengutus dirinya untuk berkomunikasi dengan para mahasiswa.
Prasetyo mengaku bangga atas perjuangan para mahasiswa ini sehingga membuat dirinya mengingat masa-masa menjadi mahasiswa dahulu. Ia pun menawarkan untuk duduk Bersama membicarakan tuntutan para mahasiswa. “Karena bagi saya apa yang saudara-saudara perjuangkan apa yang adik-adik perjuangkan adalah bagian juga yang selama ini kami perjuangkan,” kata Prasetyo. (Cok/*)