Cisarua, Pasundan Raya – Bupati Bogor Rudy Susmanto melakukan berbagai upaya untuk mencegah terulangnya bencana alam di kawasan wisata Puncak yang terjadi belum lama ini. Salah satunya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akan melakukan penghijauan di kawasan wisata Puncak – Kecamatan Cisarua dan Megamendung, yang difokuskan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Ajat Rochmat Jatnika, mengatakan, penghijauan di Kawasan Puncak berawal dari ide Bupati Rudy Susmanto yang membuat surat minggu lalu ke direksi PT Perkebunan Nusantara (PTPN), untuk penyediaan lahan penanaman. “Pak Bupati ingin ada aksi nyata penghijauan di Kawasan Puncak,” kata Ajat dalam keterangannya dikutip, Minggu (23/3/2025).
Sekda Ajat menyebutkan pada 11 Maret 2025, Rudy Susmanto mengirimkan surat permohonan penyediaan lahan untuk penghijauan kepada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 2 dan PT Sumber Sari Bumi Pakuan (SSBP). Inisiatif tersebut kemudian direspons positif oleh Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov).
“Respon itu berupa persetujuan untuk bersama-sama menanami vegetasi tanaman tegak yang dapat menahan limpahan air permukaan dan erosi. Karena itu, Pemkab Bogor segera melakukan aksi penghijauan itu,” tutur mantan Ketua Bappedalitbang Kabupaten Bogor itu.
Ajat menjelaskan, aksi penanaman pohon di lahan sekitar 3 hektar itu sebagai langkah awal untuk menahan air limpahan dan erosi pada area Hak Guna Usaha (HGU) di Desa Tugu Selatan dan Desa Tugu Utara Kecamatan Cisarua, dan Desa Megamendung Kecamatan Megamendung.
Selain hulu DAS Ciliwung, aksi penghijauan juga akan berlanjut di hulu DAS Cileungsi untuk memitigasi bencana banjir di daerah Bekasi dan di sebagian wilayah timur Kabupaten Bogor. “Untuk DAS Cileungsi, area-area yang di pilih misalnya wilayah Sentul juga beberapa titik di bantaran,” kata Ajat.
Ia menambahkan, Pemkab Bogor mengedepankan dua konsep pendekatan dalam melakukan upaya reboisasi ini. Pertama di kawasan hulu DAS Ciliwung dan DAS Cileungsi, kedua menyebar di 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor dengan melibatkan ASN Pemkab Bogor.
“Jadi memang penghijauan itu sebenarnya lebih kepada respons dari bencana alam yang kita rasakan. Ada run off (limpasan permukaan) yang terlalu besar seharusnya bisa kita treatment,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, beberapa waktu lalu Bupati Bogor Rudy Susmanto menegaskan, bahwa pihaknya berkomitmen untuk segera mengambil langkah korektif guna menanggulangi dampak dari perubahan lanskap Kabupaten Bogor itu.
Menurutnya, keseimbangan lingkungan di Kabupaten Bogor harus dijaga agar tidak berdampak lebih luas, termasuk ke wilayah hilir seperti Jakarta.
Untuk itu, tambah Rudy Susmanto, pihaknya akan melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah pusat dan provinsi untuk mencari solusi terbaik. “Kita akan program penghijauan, serta penertiban terhadap bangunan yang berdiri di kawasan terlarang akan dilakukan sesuai aturan yang berlaku. Keselamatan masyarakat adalah prioritas kami,” tegas Rudy.
Karenanya, Pemkab Bogor bersama pemerintah pusat dan aparat penegak hukum berkomitmen untuk mengembalikan kawasan itu ke fungsi awalnya sebagai daerah resapan air. Dengan adanya upaya konkret tersebut, tambah Rudy, diharapkan kejadian bencana akibat alih fungsi lahan secara masif dapat dicegah di masa mendatang.
Sementara itu, pada Sabtu (22/3/2025), Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memimpin aksi penghijauan dengan menanam 50 ribu bibit pohon di lahan eks Warung Patra atau Warpat, Kabupaten Bogor. Aksi penghijauan bertujuan untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan dan memperbaiki ekosistem alam.
Dalam kesempatan tersebut, Raja Juli menyampaikan pentingnya keberlanjutan penghijauan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Jawa Barat. “Hari ini, bibit yang sudah disiapkan sebanyak 50 ribu, yang mungkin bisa mencapai sekitar 200 atau 300 hektare. Insyaallah, konsistensi semua pihak diharapkan terjaga, dan bersama-sama kita hijaukan kembali,” katanya.
Sementara Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, juga memberikan penjelasan terkait pentingnya penghijauan sebagai bagian dari kewajiban ekologis masyarakat Jawa Barat. “Menanam pohon adalah kewajiban asasi warga bumi, termasuk warga Jawa Barat. Pohon adalah sumber kehidupan, yang harus dijaga dan dilestarikan,” ujarnya.
KDM – sapaan akrab Dedi Mulyadi- juga menekankan perlunya tindakan besar untuk mengatasi masalah banjir yang sering melanda kawasan ini dengan memperbaiki ekosistem. KDM mengungkapkan gagasannya untuk membeli pohon yang di tanam di areal Perhutani dan menjadikannya pohon abadi.
“Pohon-pohon yang di tanam di lereng-lereng gunung lebih baik dibeli menjadi pohon abadi oleh Pemprov Jawa Barat, agar terus tumbuh dan memberi manfaat bagi ekosistem, sehingga nantinya dapat memperbaiki kondisi lingkungan serta meningkatkan kualitas udara dan daya dukung alam di kawasan puncak,” pungkas Gubernur Dedi. (Cok)